HALLOIDN.COM – Puluhan ribu jemaah Nahdlatul Aulia, sebuah organisasi Islam terkemuka, memenuhi Stadion Madya di kompleks Gelora Bung Karno, Senayan, Jakarta Pusat.
Mereka berkumpul dalam acara istighosah yang diketuai oleh Kyai Haji Syeikh Hatibul Umam Wiranu, Ketua Umum Nahdtul Aulia.
Dalam doa bersama menjelang Pemilu tahun 2024, para jemaah berdoa memohon keutuhan bangsa dan negara Indonesia.
Mereka berharap agar pemilu berjalan dengan lancar dan damai.
Baca Juga:
Jika Ada Calon Presiden yang Atasnamakan NU, Ketua Umum PBNU Yahya Cholil Staquf akan Klarifikasi
Tujuan dari istighosah ini adalah mendoakan agar bangsa Indonesia diberi kebijaksanaan dalam memilih pemimpin, menjaga keamanan, serta memberikan kontribusi positif sebagai warga negara.
Profesor Doktor KH. Said Aqil Siraj, Ketua Umum PBNU periode 2010-2021, yang juga hadir dalam acara istighosah, menjelaskan bahwa istighosah adalah salah satu cara untuk mempersatukan bangsa Indonesia.
Dia menegaskan pentingnya persatuan dalam menghadapi dinamika politik, yang jika tidak dijaga, dapat memecah belah masyarakat.
Tak hanya di Jakarta, doa bersama atau istighosah juga diadakan di Kabupaten Pidi, Aceh.
Majelis Taklim Sirul Muftadin Aceh mengadakan acara dzikir dan doa, dihadiri oleh jamaah, terutama kaum ibu, dari berbagai daerah di Aceh.
Mereka berdoa agar Pemilu 2024 berlangsung lancar, damai, dan penuh sikap sportif tanpa saling fitnah atau mencaci.
Para ulama ternama seperti Tengku Nuru Zhri Yahya dan Malik Mahmud al-Haihaittar juga berdoa bersama jemaah dan pejabat Aceh dalam acara istighosah.
Mereka berharap semoga doa ini menjadi berkah bagi bangsa Indonesia dalam menjalani proses pemilihan dan membangun persatuan di tengah perbedaan.
Sejumlah tokoh penting juga turut hadir, termasuk Duta Besar Negara Sahabat, Mursyid Thoriqoh, Direktur Radikalisasi Brigjen Polisi Ahmad Nur Wahid, Abidin Fikri, Tuan Guru Haji Ahmad Ganto Alhakiim, Anwar Sadar, dan La Odewaluddin Muri.
Turut hadir juga Hendi dari Kementerian Agama Republik Indonesia, serta segenap jajaran pengurus Jamaah Thoriqoh Qodriyah Wa Naqsabandiyah yang bernaung di bawah Nahdlatul Aulia, serta para Kyai, Ibunyai Habaib, dan undangan lainnya.
Acara dimulai dengan pembacaan Al-Quran yang dilantunkan oleh Ustadz Farhan Muhammadi, diikuti dengan menyanyikan lagu kebangsaan Indonesia Raya dan Mars Nahdhotul Aulia.
Selanjutnya, Ketua Panitia, Syeikh Muhammad Husein Yusuf, menyampaikan sambutan dan laporan.
Dalam pidato selanjutnya, Ketua Umum Nahdtul Aulia Al Mukarrom Kyai Haji Syeikh Hatibul Umam Wiranu menjelaskan sejarah dan makna dari Nahdhotul Aulia sebagai organisasi yang bertujuan untuk membangkitkan jiwa-jiwa wali di seluruh umat, tanpa memandang agama.
Beliau menekankan pentingnya memiliki hati yang khusyuk dan menjalankan kebaikan, serta menghindari tindakan yang membawa kejelekan.
Kemudian, KH. Said Aqil Siraj membahas tentang pentingnya menjaga kejujuran, moral, dan integritas dalam hidup, serta bagaimana hati menjadi hakim internal bagi tindakan yang dilakukan.
Beliau mendorong para hadirin untuk selalu berbuat baik dengan tulus dan ikhlas.
Acara ini diisi juga dengan doa bersama, sholawat Jibril, dan bacaan Manakab Syeikh Abdul Qodir Zellani.
Di akhir acara, para hadirin diingatkan untuk selalu mempertahankan hati yang baik dan memperjuangkan kebenaran dalam hidup mereka.